asmak motivation


PENINGKATAN EKONOMI PETANI KOPI RAKYAT MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH KOPI SEBAGAI PUPUK KOMPOS UNGGULAN DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN JEMBER

PKM Pengabdian Pada Masyarakat (PKMM)

Disusun oleh :

Asmak Afriliana

Sujud A. Riyanto

Putri Framitasari

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2008

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Peningkatan Ekonomi Petani Kopi Rakyat Jember Melalui Pemanfaatan Limbah Kopi Sebagai Pupuk Kompos Unggulan Di Desa Sidomulyo Kabupaten Jember

2. Bidang Kegiatan : PKMM

Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Asmak Afriliana

b. NIM : 061710101118

c. Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Jember

e. Alamat Rumah/Telp./fax. : Perum Griya Giri Mulya Blok RS 12 BWI/085258972320

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Idah Andriyani, STP,MT

b. N I P : 132300175

6. Biaya Kegiatan Total :

DIKTI : Rp. 6.000.000

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : Bulan Sept s/d Feb tahun 2009

Menyetujui Ketua Pelaksana Kegiatan

Ketua Jurusan THP FTP UNEJ

( Ir. Muhammad Fauzi, Msi.) (Asmak Afriliana)

NIP. 131865702 NIM. 061710101118

Pembantu Rektor III UNEJ Dosen Pendamping

(Drs. H. Marwoto) (Idah Andriyani, STP,MT)

NIP. 130368790 NIP. 132 300 175

A. Judul Program :

Peningkatan Ekonomi Petani Rakyat Melalui Pemanfaatan Limbah Kopi Sebagai Pupuk Kompos Unggulan Di Desa Sidomulyo Kabupaten Jember

B. Latar Belakang Masalah

Salah satu sentra penghasil kopi di kabupaten Jember adalah Desa Sidomulyo. Di desa ini telah dibentuk kelompok tani yang beranggotakan petani kopi rakyat. Kelompok tani Desa Sidomulyo sendiri terdiri atas 32 orang petani yang setiap tahunnya menghasilkan 150 ton biji kopi. Luas areal kopi mereka adalah 309,87 hektar. Ini berarti setiap tahun Kelompok tani Desa Sidomulyo menghasilkan 0,48 ton. Mutu biji kopi yang sebagian besar diusahakan adalah kopi asalan yang berkualitas rendah karena biji kopi yang dihasilkan dengan metode dan sarana-sarana yang sangat sederhana, kadar air masih relatif tinggi dan masih tercampur dengan bahan lain dalam jumlah relatif banyak (Kusni, 2008).

Pada prinsipnya terdapat dua cara pengolahan biji kopi, yaitu pengolahan kering (dry process) dan pengolahan basah (wet process). Pengolahan dengan proses basah dapat meningkatkan mutu kopi tetapi banyak menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan harga kopi petani tanpa harus menjalankan keseluruhan proses basah adalah dengan menerapkan inovasi proses baru yang disebut dengan proses semi basah (semi wet process). Proses semi basah mensyaratkan buah kopi yang telah masak dan tetap menghasilkan limbah. Walaupun demikian, biaya pengolahannya lebih rendah dan mutu kopi terjamin (Mulato dkk, 2006).

Limbah kopi yang diproduksi dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos unggulan dengan menggunakan bioekstrak. Bioekstrak yang digunakan sebagai aktivator berasal dari kulit sayur atau buah-buahan. Hal ini sejalan dengan berkembangnya isu ”back to nature” . Selain itu limbah kulit buah kopi memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang memungkinkan untuk memperbaiki tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar C-organik kulit buah kopi adalah 45,3 %, kadar nitrogen 2,98 %, fosfor 0,18 % dan kalium 2,26 %. Selain itu kulit buah kopi juga mengandung unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu dan Zn. Dalam 1 ha areal pertanaman kopi akan memproduksi limbah segar sekitar 1,8 ton setara dengan produksi tepung limbah 630 kg (Widyotomo dkk, 2007).

Selama ini limbah kopi yang ada masih belum dimanfaatkan secara maksimal terlebih di desa Sidomulyo Jember (Kusni, 2008). Limbah kopi tersebut biasanya langsung dijual oleh para petani. Hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya, rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dari pencemaran limbah kopi, rendahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat untuk mengolah limbah kopi menjadi kompos. Dari kendala-kendala yang ada diatas maka dirasa perlu melakukan pendampingan untuk meningkatkan pendapatan melalui pembuatan kompos kepada petani kopi di desa Sidomulyo.

Pupuk kompos unggulan yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah kopi juga menguntungkan dari aspek ekonomi, karena nantinya selain dapat digunakan untuk pupuk tanaman kopi petani itu sendiri, kompos yang diproduksi dapat dijual untuk meningkatkan ekonomi para petani kopi rakyat (Anonim, 2007).

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimana memanfaatkan limbah kopi untuk dijadikan pupuk kompos unggulan dengan menggunakan bioekstrak sebagai aktivator?

2. Bagaimana memberikan keterampilan dan pengetahuan pada petani cara pembuatan kompos unggulan dari limbah kopi?

D. Tujuan Program

Tujuan dari pemberian keterampilan pada petani kopi rakyat desa Sidomulyo Jember adalah:

1. mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah kopi

2. menumbuhkan kesadaran kepada petani untuk menjaga lingkungan hidup

3. peningkatan pendapatan ekonomi petani kopi rakyat desa Sidomulyo Jember melalui pemanfaatan limbah kopi menjadi pupuk kompos unggulan dengan menggunakan bioekstrak sebagai aktivator

4. memberikan ketrampilan kepada petani kopi rakyat desa Sidomulyo Jember dan pengetahuan cara pembuatan kompos unggulan dari limbah kopi

5. menghasilkan kompos unggulan dengan menggunakan bioekstrak sebagai aktivator

E. Luaran Yang Diharapkan

Masyarakat mampu memproduksi kompos unggulan dari limbah kopi dengan menggunakan bioekstrak. Kompos unggulan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk untuk kebun para petani sendiri, selain itu kompos tersebut dapat dijual untuk meningkatkan ekonomi petani kopi rakyat di Desa Sidomulyo Kabupaten Jember.

F. Kegunaan Program

Manfaat dari pemberian keterampilan pada petani kopi rakyat desa Sidomulyo Jember adalah:

1. meningkatkan pendapatan petani kopi rakyat

2. meningkatkan nilai ekonomis limbah kopi

3. menciptakan lapangan kerja

4. mensosialisasikan teknologi unggulan dalam pembuatan kompos

5. meningkatkan perbaikan teknologi dalam pembuatan kompos

0 Responses